5cm, Laskar Pelangi, sang pemimpi, edensor dan perahu kertas

Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan.

Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan.

Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!

"Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.

Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri..

Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..

Keep our dreams alive, and we will survive..

"Akan selalu ada suatu keadaan, kenangan dan orang-orang tertentu yang pernah singgah dalam hati kita dan meninggalkan jejak langkah di hati kita dan kita pun tidak akan pernah sama lagi seperti kita sebelumnya"

‘kata Socrates : orang yg paling bijaksana adalah orang yg mengetahui bahwa dirinya tidak tau’

‘jangan percaya sama hoki . apa yg kamu raih bkn karna kamu hoki , tapi kerja keras kamu slama ini yg telah kamu tanam dengan terus tekun dan pantang menyerah dalam menjalankannya .’

‘jangan pernah menganggap kritik itu suatu proses kemunduran atau serangan . kalo lo d kritik , buat cetak biru di pikiran lo . kalo kritik itu adalah pengorbanan dari seseorang yg mungkin telah mengorbankan rasa ga enaknya sama kita , entah sebagai seorang teman atau rekan kerja , semata-mata untuk apa ? hanya untuk membuat diri kita lebih baik . itu aja..’

‘sebuah negara tidak akan pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang di hutan , gunung dan lautan’

‘kebanyakan orang-orang besar emang punya tekad tinggi buat cita-citanya’

‘kalo kita mau , sebenarnya kita bisa raih apa aja yg jadi mimpi-mimpi kita’

‘kebahagiaan sejati itu sebenarnya ada di hati kita masing-masing’

kita jangan sampai mau diatur oleh keadaan , kalo bisa kita yg mengatur . kita harus selalu jadi kalimat aktif selalu pakai awalan me- , bukan kalimat pasif dengan awalan di-’

‘jadi apapun itu , cobaan , kekalahan , kegagalan , tidak akan menjadi sesuatu yg buruk . tapi tergantung bagaimana kita bersikap , tergantung bagaimana kita menyikapinya’

‘kehidupan adalah 10% yg terjadi pada dirimu dan 90% sisanya adalah bagaimana kamu menghadapinya’

orang-orang berjiwa besar akan slalu menghadapi perang besar dengan orang-orang berpikiran rendah dan pendek’

‘sesuatu yg pasti di dunia ini adalah ketidakpastian’

‘manusia yg nggak percaya sama Tuhan , sama aja dengan manusia yg nggak punya mimpi . cuma seonggok daging yg punya nama , bisa jalan dan bisa berbicara’

‘sebaik-baiknya manusia adalah manusia yg bisa bermanfaat bagi orang lain’

‘karena tidak ada orang yg meninggal tp masih meninggalkan bekas yg tak pernah hilang dan sangat berarti di hati , kecuali seorang pahlawan’

‘jadi orang yg bisa membuat napas orang lain menjadi sedikit lebih lega karena kehadiran kita di situ .. karena ada kita di situ’

‘kalo kita bilang nggak mau nyerah , berarti ada kemungkinan kita mau nyerah . tp kalo lo udah bilang lo nggak bisa nyerah sepertinya itu kata terakhir’

‘semua mimpi-mimpi kamu , cita-cita kamu , keyakinan kamu , apa yg kamu mau kejar , taruh disini , di depan kening . biarkan dia menggantung , mengambang , 5 centimeter di depan kening kamu’

‘biarkan keyakinan kamu , 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu .. dan sehabis itu yg kamu perlu cuma kaki yg akan berjalan lebih jauh dari bias anya , tangan yg akan berbuat lebih banyak dari biasanya , mata yg akan menatap lebih lama dari biasanya , leher yg akan lebih sering melihat ke atas’

‘yg bisa dilakukan seorang makhluk bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka hanya tinggal mempercayainya’

Hidup bisa sedemikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama

Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.

Nasib bisa memperlakukan manusia dengan sangat buruk, dan cinta bisa menjadi sedemikian buta.

Tuhan menakdirkan orang-orang tertentu untuk memiliki hati yang terang agar dapat memberi pencerahan pada sekelilingnya.

Cita-cita adalah doa

Sebuah benda kecil yang tak penting atau suatu kejadian yang sederhana pada masa yang amat lampau dapat saja menjadi sesuatu yang kemudian mempengaruhi kehidupan kita.

Ada orang-orang tertentu yang memendam cinta demikian rapi, bahkan sampai mereka mati, sekerling pun mereka tak pernah memperlihatkan getar hatinya.

Seseorang yang lelah berusaha menunggu takdir akan mengubah nasibnya

Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.

Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu; jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian.

Tuhan tahu tapi menunggu

"Berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia"

"Orang cerdas berdiri dalam gelap, sehingga mereka bisa melihat sesuatu yang tak bisa dilihat orang lain. Mereka yang tidak dipahami oleh lingkungannya, terperangkap dalam kegelapan itu. Orang yang tidak cerdas hidup di dalam terang. Sebuah senter menyiramkan sinar tepat di atas kepala mereka dan pemikiran mereka hanya sampai batas batas lingkaran cahaya senter itu."

"Pesimistik tidak lebih daripada sikap takbur mendahului nasib."

"...ilmu demikian luas untuk disombongkan..."

"ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat.

bahwa ada saatnya kita tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling. dan tersenyum"

"carilah orang yang memberikan segalanya sedangkan kamu tidak minta apa apa, bukan orang yang memberikan segalanya apa yang kamu minta.."

“saya belajar dari kisah hidup seseorang. hati tidak pernah memilih. hati dipilih. jadi, kalau keenan bilang, keenan telah memilih saya, selamanya keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. karena hati tidak perlu memilih. ia selalu tahu kemana harus berlabuh”

Tentang Demokrasi

Oleh. Arif Rahman Pradana


Demikian kata yang selalu aku dengar dalam kata-kata mahasiswa zaman sekarang. Dalam segala hal menuntut adanya demokrasi. Yang menurut pengertian umumnya adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kadang akupun setuju dengan keadaan ini, tapi setelah aku telaah dan resapi lebih dalam, banyak sekali adanya kejanggalan dalam sistem demokrasi.

Yang aku bingung sampai saat ini, cara musyawarah tidak lagi popular dikalangan bangsa ini, semuanya permasalahan diselsaikan dengan voting agar lebih adil, orang-orang beradu argument dengan sengit, walaupun kebeneran sudah nyata didepan mata namun kadang golongan lain tidak mengakuinya. Entah karena gengsi kalah berpendapat, membela kawan sendiri kerena ia telah lebih dulu mereka kenal, ego golongan yang memiliki kepentingan, atau memang karena ingin menutupi kesalahan yang telah mereka buat dimasa lalu. Aku benci! Katakanlah BENAR itu BENAR dan SALAH itu SALAH! JANGAN MENGELAK! Ketika semua itu terjadi segala perspektif yang jauh kaitannya dijadikan argument untuk mengelak kebenaran itu, aspirasi-aspirasi dari kepentingan minoritas pun dikeluarkan untuk mementahkan kebenaran yang lebih baik dan untuk kepentingan mayoritas, dan sesungguhnya aspirasi tersebut hanya untuk kepentingan minoritas itu sendiri. Setelah itu intonasi mulai meninggi dan timbullah voting.

Ketika voting itu diadakan, biasanya yang berada ditengah, moderat, dan cari aman dialah yang menang. Bukan yang berambisi, optimis, meiliki visi kedepan dan idealis.

Pahamilah, kita sesungguhnya tidak bisa memaksakan semua orang berpolitik. Allah telah menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangannya tersendiri, dan fokus seseorang dalam menjalani hidup ini pun berbeda, setiap orang memiliki bidangnya sendiri-sendiri. Tidak mungkin orang yang keahliannya memasak kita suruh jadi tukang batu, tidak mungkin seorang tukang becak kita suruh membuat analisis tentang aerodinamis sebuah pesawat? Aku paham dan aku meyakini memang tidak ada yang tidak mungkin didunia ini, tapi apakah pada umumnya?

Apakah karena dia tidak mau memilih calon ketua suatu organisasi kita sebut dia apatis, kita menjudge dia tidak peduli, atau apalah itu, apakah seperti itu? Apakah orang-orang yang mejudge orang tidak peduli itu sudah peduli terhadap orang yang ia tuduhkan? Jangan seperti itu!

Aku masih menganggap demokrasi itu belum bisa untuk diterapkan di Indonesia, apalagi demokrasi raksasa yang sekarang Indonesia terapkan. Setiap individu masyarakat, entah itu yang memahami pemerintahan atau tidak, mengenali calon atau tidak, memahami visi, misi dan program kerja mereka atau tidak, peduli atau tidak peduli terhadap pemerintahan, semuanya mempunyai hak memilih. Oleh karenanya sosok atau popularis menjadi kunci disini, atau minimalnya wajah tampan atau cantik. Jadi subjektifitas disini yang akan terjadi. Saya juga meragukan hasil pemilihan apapun itu yang melalu demokrasi mendapatkan akurasi menurut kebenaran pemimpin yang hakiki.

Pendidikan Gontor dan Pendidikan Sekolah Negeri

Oleh. Arif Rahman Pradana




Alokasi anggaran untuk pendidikan dari APBN sebesar 20% atau sebesar kurang lebih 200trilunan dari total APBN 1000triliunan. dana 200triliun itu bukan dana yang sedikit untuk mengembangkan pendidikan nasional di negeri ini. Namun yang sangat disayangkan dari total dana pendidikan alokasinya lebih terbebankan kedalam pengeluaran gaji tenaga pengajar dibandingkan pengembangan pendidikan atau subsidi bagi biaya pendidikan.
Sekarang kita memang sudah sering mendengar istilah BOS (Bantuan Oprasional Sekolah) yang diperuntukan untuk tingkat SDN dan SMPN. Namun dalam pelaksanaanya banyak SMPN yang meningkatkan standar pendidikan dari sekolah bertaraf nasional menjadi sekolah bertaraf internasional yang berujung pada tetap adanya penarikan biaya oprasional sekolah kepada siswa/i bersangkutan. Bahkan biaya yang dibebankan kepada siswa/i lebih besar dari sebelum SMPN tersebut bergelar SMPN SBI (Sekloah Bertaraf Internasional) atau RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) walapun tetap ada dana BOS. Memang dalam satu sisi peningkatan standar itu baik namun disisi lain yang menjadi korban tetaplah masyarakat dengan kemampuan dibawah rata-rata, tidak ada kesempatan untuk mereka mendapatkan pendidikan yang baik dari sekolah terbaik. Karena kebanyakan dari sekolah yang merubah status menjadi SMPN SBI atau RSBI umumnya sekolah terbaik.
Untuk SMAN dan PTN tetap tidak dikenal pembebasan biaya. Terlebih lagi PTN, PTN akhir-akhir ini mulai keterlaluan mematok dana untuk pendidikan. Biaya masuk PTN rata-rata diatas 5jtan bahkan utuk penerimaan mahasiswa lewat jalur mandiri PTN mematok dana yang lebih tidak dimasuk diakal dari 5jtan bahkan ada yang mecapai 170jtan/mahasiswa. Semua ini terjadi karena alokasi untuk pengembangan pendidikan dijadikan minoritas dan dana sebagian besar habis untuk gaji pegawai pengajar. Jadi PTN dengan seenaknya membebankan biaya oprasional pendidikan.
Seperti kita ketahui kesejahteraan guru setelah kebijakan alokasi dana pendidikan 20% ini sangat dijamin. Bahkan dalam hal ketika guru/dosen tersebut telah lolos sertifikasi mereka akan mendapatkan gaji yang sangat besar. Itu merupakan hal yang positif, namun sebenarnya akan lebih bermanfaat lagi apabila gaji tersebut disebar secara merata kepada guru-guru honorer yang berada di pedalaman atau digunakan untuk pengembangan pendidikan. Bandingkan dengan pendidikan di Pondok Pesantren Gontor, semua ustadz (guru) atau tenaga pendidik tidak dibayar, hanya bekerja secara ikhlas. Setiap guru mendidik pelajar dengan hati dan hanya pengabdian kepada Allah. Sistem pendidikan di Gontor memungkinkan peserta didik terus bersekolah walaupun tidak memiliki biaya bulanan yang disetorkan kepada pesantren. Karena pondok pesantren ini dibuat memang khusus untuk mencerdaskan kehidupan umat bukan untuk kebutuhan komersial seperti yang sering terjadi di sekolah negeri.

Daftar Pustaka
http://www.tempo.co/hg/kolom/2011/08/23/kol,20110823-437,id.html
Negeri 5 Menara