Rezim Bashar al-Assad Penentu Perang Israel-Iran



Oleh. Arif Rahman Pradana
Walaupun tekanan dari dunia Internasional terhadap Suriah sangat besar namun Rezim al-Assad sampai saat ini tidak menarik pasukannya dari kota-kota yang dianggap sebagai sarang oposisi (teroris: versi pemerintah suriah) AS sudah menginisiasi memberikan sanksi terhadap Suriah melalui Dewan Keamanan PBB tetapi usaha tersebut gagal karena di veto oleh dua negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB Rusia dan Cina.
Rusia dan Cina memang memiliki kedekatan dengan suriah dalam segi ekonomi dan politik, sekutu Suriah yang lain adalah Iran. Suriah merupakan sekutu dan sahabat Iran dalam memerangi Israel. Oleh karenanya diantara berbagai negara yang memberikan tekanan terhadap suriah, ketiga negara ini sampai saat ini tetap setia membela dan mengajukan solusi damai untuk konfik Suriah. Selain sebab kedekatannya pemerintah Rusia tidak mau mengulangi kesalahan di Libya tahun lalu berakibat wafatnya pemimpin Libya Muammar Khadafi pada intervensi militer NATO yang di komandani oleh amerika, inggris, dan perancis. Rusia beranggapan setiap negara berdaulat dan bebas menetukan nasibnya sendiri.
Dari kacamata saya, tekanan asing yang bermula dari tekanan AS ini merupakan rencana jangka panjang untuk menciptakan negara israel raya yang menguasai sebagian besar Asia Barat dan Afria Utara (prediksi saya yang masih agak lemah) hal tersebut terencana mulai dari penyerangan Libya yang sudah jelas pemimpinya Muammar Khadafi yang sangat membenci israel, setelah itu rezim al-Assad di Suriah, dan Iran yang merupakan musuh bebuyutan israel. Cara Amerika dan sekutunya memang seperti memainkan catur, menumpas negara-negara yang lemah terlebih dahulu sebelum menyerang yang kuat, Libya seperti diketahui semenjak tahun 2000an telah melucuti perlengkapan militernya yang berdampak ketegangan antara AS dan Libya hilang, dan hubungan kedua negara ketika AS dipimpin bush membaik. Suriah kekuatan militernya masih lebih baik dibandingkan Libya karena suplai senjata dari Rusia dan tidak adanya pelucutan perlengkapan militer, sedangkan Iran merupakan negara paling tangguh diantara musuh Israel.
Hal tersebut mungkin terjadi karena penyebab pemberontakan yang menjadi penyebab intervensi militer asing di kedua negara tsb (Baca: Libya dan Suriah) adalah tidak masuk akal untuk menimbulkan revolusi se-berdarah ini. Penyebab di Libya adalah penembakan demonstran oleh polisi tanpa sebab yang jelas, padahal versi lain yang dihimpun oleh Luqman Abdurahman Diab seorang wartawan/penulis Indonesia yang fokus terhadap isu-isu di Libya, awalnya Setelah demo menjalar dari Tunisia ke Mesir, langsung orang-orang Libya (oposisi) dari Eropa, khususnya perancis, inggris dan sweden di Benghazi pada 15 Pebruari 2011 mengorganisir demo ulang tahun penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW melalui karikatur oleh seorang Denmark. Dalam situasi yang panas itulah muncul provokator yang mengalihkan kemarahan rakyat kepada Kolonel Muammar Al-Gadhafi. Polisi berusaha menenangkan mereka, sang provokator langsung ramai-ramai menyeret 3 orang polisi lalu menggantung mereka di jalan raya. Rekan-rekan polisi lainnya marah melihat tindakan brutal tersebut dan senjata mulai bicara. Beberapa korban berjatuhan dari kalangan demonstran. Saat itu juga pers Barat langsung mengecam Kolonel Gadhafi sebagai pembantai, kejam dan melanggar HAM. Mass media di seluruh dunia memberitakan “kekejaman” ini untuk membentuk opini yang dirancang oleh Zionis internasional tanpa membeberkan awal peristiwa.(Korespondensi dgn pak Luqman Abdurahman Diab) sedangkan penyebab pemberontakan di Suriah lebih tidak masuk akal lagi, berawal dari demonstrasi anak-anak SMA agar SPP murah (republika, 11 April 2012).
Fakta dilapangan demonstran yang ada di jalan-jalan Libya bukanlah warga sipil Libya, melainkan al-Qaeda, tentara Qatar, dan beberapa tentara bayaran.hal tersbut terbukti dari bebagai video yang ada dari jenis dan model senjata yang dipegang oleh oposisi Libya (baca:pemberotak), dan kemahiran oposisi dalam menggunakan senjata, bukalah hal yang mampu di latih hanya dalam waktu beberapa bulan. Beberapa waktu setelah wafatnya Muammar Khadafi, Qatar baru mengaku mengirim tentaranya ke Libya. (republika.com) sama halnya dengan di Libya di Suriah saat ini para pemberontak di kirim senjata bahkan uang untuk memuluskan pemberontakan disana oleh Saudi, Qatar dan Amerika. Qatar dan Saudi merupakan antek amerika di Asia Barat (baca: tokoh-tokoh timur tengah yang diam-diam menjadi antek amerika dan sekutunya). Bila saudara/i membaca perkembangan Libya, Irak, Afganistan, sebagai negara-negara yang diserang amerika bukan membaik malah SEMAKIN MEMBURUK. Bahkan di Libya yang masih baru diserang saat ini masih terjadi perang saudara diantara suku-suku disana yang tidak mengakui penguasa disana saat ini (NTC).
Analisa saya yang kedua setelah dibentuknya Israel Raya, tujuan tekanan dan pergantian rezim di Suriah adalah untuk memuluskan serangan israel dan sekutu ke Iran (prediksi kuat) karena seperti telah dijelaskan diatas Suriah merupakan sekutu dekat Iran dalam memerangi Iran. Menurut saya Inilah asalan barak obama meminta israel untuk menunda serangannya ke Iran. Karena apabila Israel menyerang Iran saat ini, Iran akan membalas menyerang Israel dan Suriah ikut menggempur israel yang merupakan negara tetangganya tersebut. Belum lagi peran Rusia sebagai negara sahabat kedua negara yang masih misterius akan membantu atau membiarkan. kerusakan yang akan timbul bila serangan itu dilakukan sekarang-sekarang akan fatal sedangkan bila ditunda sampai rezim di Suriah sudah berganti dengan yang ramah dengan barat atau minimal hanya sekedear rezim sekarang sudah turun tidak menunggu pemimpin baru muncul.
SUMBER:
Republika.com
Republika (11 April 2012)
agusnizami.wordpress.com/2011/09/23/korespondensi-dengan-pak-luqman-abdurahman-diab/
http://muammargadhafi.wordpress.com/