Perlu ada National Geographic versi Indonesia

Oleh. Arif Rahman Pradana

Saat ini, masyarakat bahkan pempimpin negara ini terlalu merendahkan kemampuan bangsa sendiri. Selo sport car ciptaan bangsa sendiri sampai saat ini belum memperoleh izin produksi dari Kemenristek. Entah apa yang dipikirkan para pemangku jabatan. Ucapan mereka tidak sesuai dengan janji-janji mereka ketika kampanya "Negara kita harus berdikari, dsb" namun untuk izin memproduksi mobil listrik saja yang notabennya industri strategis sulitnya minta ampun.

Kontrak blok mahakam kepada TOTAL sebentar lagi akan habis. Pertamina sudah melayangkan berkali-kali surat kepada kementrian ESDM untuk mengelola blok mahakam, namun kementrian ESDM tidak juga mengeluarkan Izin kelola. Lagi-lagi saya sebagai rakyat hanya bisa membayang-bayang janji para politisi tanpa bisa merasakannya.

Lebih diperparah pesimisme bukan hanya ada dalam diri para pemangku jabatan. Pesimisme ternyata juga telah mendarah daging di masyarakat kita. Ungkapan-ungkapan pesimisme "Kalau amerika buat pesawat, terbang hebat, kalau Indonesia buat pesawat, belum terbang sudah ngadat" " mobil amerika hebat tenaganya besar, bodinya bagus, mobil indonesia modal body dari kaleng kerupuk".

Sebenarnya kemampuan bangsa kita itu luar biasa. Siapa yang tidak kenal Habibie, seorang dengan segudang prestasi, salah satunya menciptakan teori krack progression dimana dengan teorinya tersebut pesawat modren saat ini lebih aman. Ricky Elson pencipta mobil listrik Selo, menemukan belasan teknologi motor listrik yang telah dipatenkan pemerintah Jepang, belum lagi putra2 bangsa banyak menang dalam olimpiade iptek.

Lalu kenapa bangsa ini harus rendah diri? bila kita terus seperti ini kapan kita akan maju? kapan kita bisa memproduksi sendiri handphone berkualitas? Kapan kita bisa memproduksi TV berkualitas? Bagaimana dengan mobil dan industri strategis lainnya?

Sepertinya salah satu faktor penyebab bangsa ini menjadi redah diri adalah tayangan-tayangan televisi kita kurang bermutu! Bayangkan betapa besar pengaruh tayangan televisi? Hampir tidak ada keluarga yang tidak memiliki tv. Sedangkan Televsisi dikita hampir 80% isinya hiburan, sisanya berita dll. Tentang konten tayangan televisi ini akan saya buat tulisan tersendiri, karena disitu juga perlu banyak dikritisi.

Salah satu solusi meningkatkan rasa percaya diri bangsa adalah dengan diadakan stasiun televisi seperti national geographic versi Indonesia. Semua pretasi, teknologi dan budaya kita bisa di tayangkan disana dengan kemasan yang menarik. Penayangannya tidak apa berulang seminggu bisa 5 kali tayang episode yang sama (mirip seperti national geographic) dengan tujuan bila tidak sempat menonton di jam tertentu masih ada ulangannya di jam yang lain.

Tentu banyak hal bisa digarap dalam tayangan tsb. Seperti bagaimana Ricky Elson menciptakan mobil dan pembangkit listrik, bagaimana teori Habibie bekerja pada pesawat terbang, bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas, bagaimana Wika membuat konstruksi tol atas laut Bali,  cara kerja alat pengering padi, bagaimana cara mengawinkan spesies unggul dalam bidang pertanian atau peternakan, bagaimana cara mendeteksi gempa ala masyarakat pedalaman/pribumi. Semua hal yang berbau positif bisa diberitakan. Itu menurut saya akan sangat berarti dan berpengaruh dalam meningkatkan rasa percaya diri bangsa kita.

Bangsa kita hebat, bangsa kita mampu, namun kehebatan itu tertutupi oleh terlalu banyaknya berita negatif di tv2 kita saat ini. Mari bangkit, kita pasti bisa! Pilihannya tinggal apakah kita mau atau tidak. "Jangan sampai menyesal ketika sudah terlambat", seperti kita yang menyesali ide Habibie dahulu ingin mengembangkan industri pesawat, dikala semua negara saat ini sudah jauh meninggalkan kita.