BEGAL ZAMAN SOEHARTO



Oleh. Arif Rahman Pradana

Kini sedang ramai berita yang tersebar di broadcast message mengenai lokasi-lokasi yang rawan terjadi begal (tebas, motor di hentikan oleh orang tidak dikenal baik menggunakan senjata atau tali). Sebenarnya berita seperti ini memang banyak tersebar, namun yang saya tidak habis pikir berita ini disebarkan oleh kepolisian. Mengapa harus polisi yang menyebarkan kepanikan kepada masyarakat? Seharusnya berita ini muncul dari masyarakat dan di tindak lanjuti oleh polisi agar tidak membuat resah masyarakat.

Broadcast tersebut sudah berisi lokasi-lokasi yang rawat terjadi pembegalan, sebenarnya dari situ seharusnya polisi sudah bisa melakukan tindakan. Entah melakukan patroli rutin 24 jam dilokasi tersebut atau memasang cctv di lokasi-lokasi tersebut. Entah apa yang dipikirkan oleh mereka.

Coba kita ingat-ingat kembali apa yang terjadi pada preman di zaman pemerintahan Soeharto, jangankan preman, orang saja takut memasang tato karena takut disangka preman. Petrus (penembak misterius) menangkap dan “membuang” preman-preman yang meresahkan warga. Dan alhasil masyarakat menjadi tentram dan nyaman karena tidak ada “pengganggu” yang hendak mengganggu perjalanan mereka di jalan-jalan umum, tidak ada iuran-iuran illegal diwarung-warung mereka, dan yang paling penting adalah rasa tenang dan rasa nyaman  itu sendiri.

Saat ini zaman sudah semakin tidak memihak kepada kemanusiaan. Esensi dari HAM adalah bertentangan dengan HAM itu sendiri. Ketika manusia membunuh tidak dibunuh maka tidak akan menimbulkan efek jera kepada para pelaku kejahatan yang lain. Coba bayangkan orang membunuh “hanya” dihukum penjara. Apa kata dunia?

Saat ini pelaku pembegalan sudah tidak segan-segan sampai membunuh korbannya. Dan kejadiaan tersebut dari hari ke hari semakin ramai. Belum lagi kasus pencurian motor. Di lokasi tempat tinggal saya saja sudah dalam 6 bulan terakhir sudah ada lebih dari 4 motor hilang. Motor saya sempat hampir hilang ketika saya lupa memasukan motor dari teras kedalam rumah sampai jam 11 malam.

Sepertinya bila ada petrus seperti zaman Soeharto, kejahatan tidak akan semarak seperti saat ini. Tidak usah petrus! Hukum saja pelaku kejahatan seperti apa yang dia lakukan. Bunuh apabila membunuh, potong tangan bila mencuri, dst seperti hukum Islam insya Allah akan tercipta ketentraman di Negara ini.

Cinta kepada Allah



 Oleh. Arif Rahman Pradana

Masya Allah Khutbah Jumat hari ini di masjid Al-Huriyah IPB benar-benar menasehati saya. Kita “tidak boleh mencintai dunia melebihi cinta kita kepada Allah”. Setelah saya renungkan kembali khutbah ini, saya merasa sangat terilhami, betapa saya saat ini merasa galau karena rasa cinta. Rasa cinta itu sepertinya terasa begitu berlebihan. Sehingga sering kali itu mengganggu aktifitas saya sehari-hari. Setiap hari, setiap jam, menit selalu terpikirkan seseorang.

Cinta bisa membuat saya akan jauh lebih hebat dari sebelumnya namun cinta juga dapat membuat saya terjatuh sejatuh-jatuhnya, tersungkur sedalam-dalamnya. Itu karena rasa cinta saya yang begitu berlebihan. Bagus apabila cinta itu berbalas, saya akan jauh termotivasi dalam berbagai hal. Namun ketika itu tidak berbalas bisa menjadi kiamat kecil.

Coba bayangkan bila rasa cinta kita yang terbesar hanyalah kepada Allah semata. Maka persaan galau dan gelisah tidak akan pernah ada dalam hidup kita, bahkan yang ada hanya keberkahan dan ketenangan dalam hidup. Sesungguhnya apalah artinya seorang manusia yang membuat kamu galau itu daripada manusia seluruhnya dan alam semesta dan seisinya? Mangapa anda galau karena seorang wanita padahal masih banyak wanita di dunia ini. Biarlah Allah yang mempertemukan kamu dangan jodohmu tidak usah merasa sedih dan galau. Fokuslah saja beribadah kepadanya, meningkatkan kualitas diri dan jalankan prinsip hidupmu wahai anak muda. “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Teruslah bermafaat untuk orang, tidak ada hal yang sia-sia dalam hidup ini seperti apa yang saya tuliskan sebelumnya. Galau, sedih, dan menjadi tidak produktif karena wanita itulah namanya yang sia-sia, DAN KAMU HARUS BERUBAH!

Masih banyak mimpi yang ingin kamu capai selama hidup yang sebentar ini, jangan sampai cinta malah menghambat mimpimu. Kamu sudah mengatakan maksud dan tujuan kamu kepadanya. Setelahnya kembali kepada kehidupanmu tidak usah sok-sok menjadi seperti orang lain. Apapun sikap dia setelahnya biarkan, cukuplah Allah yang menentukan hasilnya. Bismillah….

 
SEMANGAAAAAT!!!! <(‘0’)/

Penanganan Banjir Jakarta dari pada Budi Gunawan



Oleh Arif Rahman Pradana

Sudah menjadi langganan setiap tahun bila musim hujan Jakarta banjir. Lalu apa yang menjadi permasalahan utama banjir tersebut, dan bagaimana cara menanggulanginya. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menangani banjir di Jakarta.
Pertama, memperluas cakupan ruang terbuka hijau, salah satu cara yaitu mewajibkan setiap rumah menanam pohon untuk area resapan hujan. Memang bila diperhatikan seperti tidak akan ada dampaknya. Tapi apabila hal tersebut dilakukan oleh seluruh penduduk Jakarta tentu itu akan berdampak besar. Selain sebagai area penyerapan hujan. Juga sebagai penyerap CO2 yanng efektif dan efisien. Sehingga cuaca di Jakarta sedikit banyak akan terasa lebih sejuk
Kedua, penertiban warga disekitar bantaran sungai untuk tidak membuang sampah di sungai atau disembarang tempat. Karena apabila buang sampah di sembarang tempat apabila hujan, sampah tersebut pada akhirnya akan mengalir kesungai juga. Salah satu cara preventif untuk mengaktualisasikannya adalah dengan cara membuat UU atau perda mengenai larangan membuang sampah di sembarang tempat, dan diberikan sanksi yang tegas kepada pekanggarnya.  Selain itu perlu juga di bangun system pengolaan sampah terpadu yang ramah lingkungan. Setelah dibangun sitem pengolaan sampah terpadu tersebut. Warga diwajibkan memilah sampahnya sebelum membuangnya, mana yang organic dan anorganik.
Ketiga, membuat saluran air yang besar-besar seperti di Jepang. Di jepang saluran air untuk antisipasi bajir diameternya bisa 20m, sehingga ketika musim hujan air bisa langsung disalurkan ke saluran air yang super besar tersebut dan dialirkan ke laut.
Keempat, untuk aplikasi dari peningkatan RTH dan penghijauan di Jakarta, bisa dibuat peraturan setiap perusahaan diwajibkan menyumbangkan sebagian dananya dari CSR untuk digunakan menanam tanaman di wilayah Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya. Peraturan ini diwajibkan bagi seluruh perusahaan di Jakarta bahkan di Indonesia untuk menyumbang setiap tahun. Kewajiban mereka menyumbang tanaman ini harus disamakan seperti kewajiban membayar pajak. Dan apabila yang tidak menyumbang bisa dikenakan sanksi yang tegas. Dengan dibuatnya peraturan ini maka akan terbuka banyak sekali lapangan pekerjaan dimana orang-orang menanam bibit pohon untuk di jual kepada perusahaan-perusahaan.
Kelima, kewajiban setiap rumah dan kantor membuat biopori untuk penyerapan air hujan agal lebih cepat dan cadangan air tanah Jakarta dengan cara ini akan meningkat.
Cukup mengajak rakyat untuk ikut membahas politik, membahas partai politik, membahas Budi Gunawan, membahas ekonomi makro yang tidak berpengaruh langsung pada rakyat. Masih banyak hal produktif yang bisa dilakukan oleh kita semua untuk kita semua. SEMANGAAAAAAT!!! ^_^

Mengubah Paradigma “Berlaku kepada Seseorang Seperti Apa Kita Ingin Diperlakukan”


Oleh. Arif Rahman Pradana


Sudah sekian lama saya beanggapan adil itu “Berlaku kepada seseorang seperti kita ingin diperlakukan”. Ternyata setelah saya jalani selama bertahun-tahun saya memperoleh sebuah hikmah atau pelajaran. Ketika kita memiliki anggapan demikian, otomatis dalam mindset kita, kita ingin juga diperlakukan demikian. 

Contohnya, bila saya menjadi dia saya akan siap sedia membatu, tapi kenpa dia tidak membantu saya? saya selalu ada ketika dia membutuhkan, tapi kenapa dia tidak pernah ada ketika saya membutuhkan? saya selalu melakukan apa yang dia inginkan, tapi kenapa dia tidak melakukan seperti apa yang saya inginkan? Akibatnya akan sakit hati.

Maka prinsip baru yang saya dapatkan dari pelajaran tersebut adalah “Lakukanlah yang terbaik dan selalu siap menerima yang terburuk” bila kita memiliki prinsip ini, hidup kita akan menjadi lebih damai.  Karena kita tidak akan berharap telalu banyak kepada orang. Dan dengan senang hati memberi yang terbaik.:)

Sibsidi BBM bagi saya akan selalu salah

Oleh. Arif Rahman Pradana

Bermula dari isu pemanasan global yang berkembang pada dekade ini, saya menyimpulkan salah satu penyebab perubahan iklim global adalah meningkatnya polusi udara di atmosfir bumi. Penyumbah polusi terbesar selain kebakaran hutan dan industri adalah kendaraan bermotor. Dari data yang saya dapatkan dari sebuah jurnal ilmiah, di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya  berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain,misalnya dari rumah tangga,  pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll.

Manusia tidak bisa seutuhnya bergantung pada energi yang tidak ramah lingkungan dan bila dipergunakan terus menerus akan habis. Bumi saat ini sudah cukup panas untuk terus menerima polusi. Dahulu ketika saya kecil hampir setiap hari bermain layangan di tengah hari tidak menimbulkan dampak yang berarti bagi kesehatan. Namun sekarang, seharian saja dibawah terik matahari berdampak besar. Kulit memerah, perih dan mengelupas. 

Subsidi BBM membuat masyarakat terlena, karena harganya yang murah itu membuat konsumsi terus meningkat dari tehun ke tahun. Indonesia saat ini mengalami defisit neraca perdagangan, hal itu sebagian besar disebabkan karena impor migas Indonesia lebih tinggi daripada ekspor. Tapi untuk saat ini bukan itu yang ingin saya bahas.

Penemuan energi altertanif itulah poin yang ingin saya tekankan dalam tulisan ini. Dengan rendahnya harga BBM maka masyarakat tidak merasa perlu dikembangkan energi alternatif. Sehingga penemuan-penemuan teknologi baru yang menggunakan energi alternatif cenderung di acuhkan bahkan di pandang sebelah mata. Ricky Elson penemu mobil listrik selo sampai saat ini belum memperoleh izin dari kemenristek dan kementrian perhubungan. Memang miris "orang pintar jarang dihargai di negeri sendiri" sendari dulu masih mendarah daging di Republik ini.

Coba bayangkan bila pengembangan mobil listrik ini di dukung penuh oleh pemerintah, seberapa besar dana yang akan kita bisa hemat, seberapa besar polusi yang bisa di kurangi, dan bila teknologi ini di mulai dari sekarang bukannya tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara produsen mobil listrik yang dibutuhkan dunia masa depan.

"Semakin awal memulai, semakin awal memahami masalah, semakin awal menemukan solusi, semakin awal bisa berinovasi"

Perlu ada National Geographic versi Indonesia

Oleh. Arif Rahman Pradana

Saat ini, masyarakat bahkan pempimpin negara ini terlalu merendahkan kemampuan bangsa sendiri. Selo sport car ciptaan bangsa sendiri sampai saat ini belum memperoleh izin produksi dari Kemenristek. Entah apa yang dipikirkan para pemangku jabatan. Ucapan mereka tidak sesuai dengan janji-janji mereka ketika kampanya "Negara kita harus berdikari, dsb" namun untuk izin memproduksi mobil listrik saja yang notabennya industri strategis sulitnya minta ampun.

Kontrak blok mahakam kepada TOTAL sebentar lagi akan habis. Pertamina sudah melayangkan berkali-kali surat kepada kementrian ESDM untuk mengelola blok mahakam, namun kementrian ESDM tidak juga mengeluarkan Izin kelola. Lagi-lagi saya sebagai rakyat hanya bisa membayang-bayang janji para politisi tanpa bisa merasakannya.

Lebih diperparah pesimisme bukan hanya ada dalam diri para pemangku jabatan. Pesimisme ternyata juga telah mendarah daging di masyarakat kita. Ungkapan-ungkapan pesimisme "Kalau amerika buat pesawat, terbang hebat, kalau Indonesia buat pesawat, belum terbang sudah ngadat" " mobil amerika hebat tenaganya besar, bodinya bagus, mobil indonesia modal body dari kaleng kerupuk".

Sebenarnya kemampuan bangsa kita itu luar biasa. Siapa yang tidak kenal Habibie, seorang dengan segudang prestasi, salah satunya menciptakan teori krack progression dimana dengan teorinya tersebut pesawat modren saat ini lebih aman. Ricky Elson pencipta mobil listrik Selo, menemukan belasan teknologi motor listrik yang telah dipatenkan pemerintah Jepang, belum lagi putra2 bangsa banyak menang dalam olimpiade iptek.

Lalu kenapa bangsa ini harus rendah diri? bila kita terus seperti ini kapan kita akan maju? kapan kita bisa memproduksi sendiri handphone berkualitas? Kapan kita bisa memproduksi TV berkualitas? Bagaimana dengan mobil dan industri strategis lainnya?

Sepertinya salah satu faktor penyebab bangsa ini menjadi redah diri adalah tayangan-tayangan televisi kita kurang bermutu! Bayangkan betapa besar pengaruh tayangan televisi? Hampir tidak ada keluarga yang tidak memiliki tv. Sedangkan Televsisi dikita hampir 80% isinya hiburan, sisanya berita dll. Tentang konten tayangan televisi ini akan saya buat tulisan tersendiri, karena disitu juga perlu banyak dikritisi.

Salah satu solusi meningkatkan rasa percaya diri bangsa adalah dengan diadakan stasiun televisi seperti national geographic versi Indonesia. Semua pretasi, teknologi dan budaya kita bisa di tayangkan disana dengan kemasan yang menarik. Penayangannya tidak apa berulang seminggu bisa 5 kali tayang episode yang sama (mirip seperti national geographic) dengan tujuan bila tidak sempat menonton di jam tertentu masih ada ulangannya di jam yang lain.

Tentu banyak hal bisa digarap dalam tayangan tsb. Seperti bagaimana Ricky Elson menciptakan mobil dan pembangkit listrik, bagaimana teori Habibie bekerja pada pesawat terbang, bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas, bagaimana Wika membuat konstruksi tol atas laut Bali,  cara kerja alat pengering padi, bagaimana cara mengawinkan spesies unggul dalam bidang pertanian atau peternakan, bagaimana cara mendeteksi gempa ala masyarakat pedalaman/pribumi. Semua hal yang berbau positif bisa diberitakan. Itu menurut saya akan sangat berarti dan berpengaruh dalam meningkatkan rasa percaya diri bangsa kita.

Bangsa kita hebat, bangsa kita mampu, namun kehebatan itu tertutupi oleh terlalu banyaknya berita negatif di tv2 kita saat ini. Mari bangkit, kita pasti bisa! Pilihannya tinggal apakah kita mau atau tidak. "Jangan sampai menyesal ketika sudah terlambat", seperti kita yang menyesali ide Habibie dahulu ingin mengembangkan industri pesawat, dikala semua negara saat ini sudah jauh meninggalkan kita.