Mahasiswa Sekarang Terlalu Mengoposisi Dirinya Sendiri

Oleh. Arif Rahman Pradana


Saya salah satu orang yang menyayangkan ketika melihat dalam suatu forum banyak mahasiswa yang terlalu menghujat kepengurusan organisasi entah itu dalam forum bebas atau forum laporan pertanggungjawaban. Saya sangat menyayangkan ketika fakultas lain bersaing dengan fakultas lainnya dan ketika universitas lain bersaing dengan universitas lainnya, dan ketika universitas lain tengah menjalankan tugas kemahasiswaannya sebagai agen of change, sedangkan kita seringkali masih terlalu sibuk dan ribut didalam.

Hei kawan-kawan sekarang sudah bukan zamannya saling menjatuhkan dengan argumen yang bernada suara tinggi karena ingin unjuk gigi! Utarakan kritikmu beri solusi, bukan saatnya lagi saling menguji kemampuan dengan pertanyaan formalitas agar terlihat saya berbicara, dan itu terjadi hanya ketika diawal dan akhir kepengurusan. Yang sangat dibutuhkan adalah solusi yang kamu berikan ketika berjalan kepengurusan yang disampaikan secara baik dan bukan hanya diawal dan di akhir. Ketika proses itu sudah dilakukan tapi tidak ada perubahan silahkan lakukan hal seperti di awal paragraf ini.

Kita boleh saja mengkritik, kita boleh saja mempertanyakan suatu hal dan bahkan kita boleh saja menghujat tapi ada satu hal yang mesti kita ingat bersama dilembaga kemahasiswaan orang-orang yang berkecimpung didalamnya merupakan pekerja sosial dimana mereka bekerja secara ikhlas atau terpaksa ikhlas untuk meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk kemaslahatan kita bersama atas tanggungjawab dan komitmen yang telah mereka putuskan diawal. Maka ketika kita mengeluarkan kritikan dan hujatan, kita harus berkaca pada diri sendiri sebagai mahasiswa juga apa yang telah saya perbuat, apakan kritikan yang saya lontarkan secara pedas sudah dibicarakan secara baik-baik sebelumnya, dan usaha terbaik apa yang telah kita lakukan sebelum mengeluarkan kritik tersebut.

Ketika kritikan dilontarkan kepada pemerintah itu bisa dikatakan normal karena mereka yang duduk di pemerintahan telah dibayar dengan uang yang tidak sedikit dari setiap pajak yang kita keluarkan. Ketika kinerja mereka buruk masih banyak orang lain yang lebih kompeten bisa mengisi jabatan tersebut, dan sebenarnya orang yang mengkritik itu kebanyakan diantaraanya mereka berpendapat karena tahu solusi dari permasalahan dan mereka siap dan bahkan menginginkan kursi kekuasaan yang memiliki hak mengatur sesuai dengan porsinya tersebut. kritik memang baik, tapi itu kritik yang membangun bukan kritik menjatuhkan yang sering ditemui saat ini. dan kritik yang baik ya disampaikan dengan baik-baik.

Jadi sebagai sesama mahasiswa mari kita bangun bersama apa yang kita cita-citakan. ketika yang berkuasa berbeda golongan dengan kita, tidak usah membawa prinsip golongan ketika pemilu sampai dalam berjalan kepengurusan, ketika pemilu usai TIDAK ADA YANG NAMANYA GOLONGAN A, B atau C. Kita bersama adalah satu, dan gagasan apapun yang kita miliki seharusnya disampaikan secara baik sebelum kita mengkritik. Namun ketika gagasan tersebut talah disampaikan secara baik-baik dan telah disepakati bersama namun tidak dijalankan dengan baik dan didalamnya ada hak kita yang terusik baru kita berhak marah dan mengkritik sebagai pembelajaran dan hukuman atas ketidak konsistenan yang pengurus lakukan. Dan pimpinan kepengurusan harus memberi peringatan atas ketidakbecusan stafnya menjalankan program entah peringatan atau ketika hal tersebut terjadi berulang kali bisa dilakukan pemberhentian. Namun ketika pemimpinan yang tidak becus bisa jadi hal tersebut merupakan kesalahan kita juga karena dalam pemilu kita tidak mencalonkan diri sebagai pemimpin atau tidak memilih pemimpin yang sekiranya pantas.

Jadi bagi saya dalam lembaga kemahasiswaan tidak ada namanya mahasiswa OPOSISI terhadap mahasiswa lain, yang ada mahasiswa 1 titik.arifrp

*tulisan saya ini tidak cocok dianalogikan dengan kehidupan bernegara karena permasalan bernegara lebih kompleks dan penuh intrik.

0 komentar: