Keteladanan Nabi Muhmmad Saw dalam Menghadapi bulan Ramadhan


Oleh. Arif Rahman Pradana

Assalamuallaikum Wr. Wb
Alhamdulillah wa syukrillah wa nikmatillah la haula wala kuwwata illa billah, puji syukur tetap kita haturkan kepada Allah SWT yang mana kita sampai saat ini masih diberi taufik, hidayah, inayah sehingga kita tetap bisa menjalani kehidupan ini dengan baik. tak lupa sholawat tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW yang mana atas jasa dakwah beliaulah kita mengenal islam, dan memeluk agama islam yang kita cintai.
Kedatangan bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral, ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu.
Khatib dalam kesempatan kali ini akan membahas Keteladanan Rasulullah Nabi Muhammad saw dalam menyambut, menjalani, dan mengakhiri bulan Ramadhan yang penuh rakhmat dan hidayah Allah.
1.      Tata Cara Rasulullah saw Menyambut Bulan Ramadhan
Rasulullah saw menyambut datangnya bukan Ramadhan dengan beberapa cara :
Pertama, memperbanyak berpuasa dibulan Sya’ban. Rasulullah saw senantiasa melakukan puasa Senin-Kamis dan puasa hari-hari putih (tanggal 13,14 dan 15) setiap bulan sejak bulan syawal hingga Sya'ban. Memasuki bulan Sya'ban, Rasulullah saw meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah puasa, qiyamul lail, zikir dan amal salehnya. Peningkatan tersebut dikarenakan semakin dekatnya bulan Ramadhan yang akan menjadi puncak aktifitas kesalehan dan spiritualitas seorang Muslim.

Jika biasanya dalam sebulan Rasulullah saw berpuasa rata-rata 11 hari, maka di bulan Sya'ban ini beliau berpuasa hampir sebulan penuh. Ini merupakan persiapan Jasmani yang Rasulullah lakukan dalam menghadapi bulan Ramadhan. Dikisahkan oleh Aisyah RA bahwasanya, "Rasulullah banyak berpuasa (di bulan Sya'ban) sehingga kita mengatakan, beliau tidak pernah berbuka dan aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah banyak berpuasa (di luar Ramadhan) melebihi Sya'ban." (HR. Bukhari-Muslim).
Kedua, mengadakan ceramah pada akhir bulan Sya’ban untuk menyambut bulan Ramadhan. Berikut adalah ceramah yang beliau sampaikan, “Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinanungi dengan bulan yang besar dan penuh keberkahan, yaitu bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah menjadikan puasa-Nya suatu fardhu dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’. Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan didalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di bulan lain. Barangsiapa menunaikan suatu fardhu di dalam bulan Ramadhan, samalah dia dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardhu di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan adalah bulan memberikan pertolongan dan bulan Allah menambah rezeki para mukmin didalamnya. Barangsiapa memberi makan berbuka kepada orang yang berpuasa, merupakan pengampunan bagi dosanya dan kebebasan dirinya dari neraka, dan baginya pahala seperti orang yang mengerjakan puasa itu, tanpa sedikitpun berkurang”
Ketiga, mengucapkan tahni’ah (ucapan selamat) atas kedatangan bulan Ramadhan. Diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa’i dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. senantiasa menggembirakan para sahabat atas kedatangan bulan Ramadhan, bulan yang mengandung dan membawa rahmat serta nikmat Ilahi yang tidak terkira banyaknya.
2.      Amalan-Amalan yang Rasulullah Lakukan di Bulan Ramadhan
Amalan-amalan kebajikan yang Rasulullah lakukan di bulan Ramadhan sangat banyak, diantara amalan-amalan tersebut adalah :
1.      Bersedekah
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa:
كَانَ النَّبِيُّ r أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِيْ رَمَضَانَ، حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ وَكَانَ
 جِبْرِيْلُ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَكَانَ رَسُوْلُ الله r حِيْنَ يَلْقَاهُ أَجْوَدَ بِالخَيْرِ
 مِن الرِّيْحِ المُرْسَلَةِ ))
“Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”
2.      Memperbanyak tilawah al-Quran dan Mentadaruskannya
Alquran adalah kitab petunjuk yang paling akhir yang diturunkan untuk mensucikan akidah para hamba, mensucikan jiwa, serta memperbaiki amalan ibadah. Para Shalihin memahami hadist yang diriwayatikan oleh Al-Bukhari dari Utsman: Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik kamu semua adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya kepada orang lain.”
3.      Mengerjakan Sahalat Qiyam
Ketika Nabi masih hidup, para sahabat melakukan shalat sendiri-sendiri di masjid dan di rumah sebagai shalatullail (Shalat Tahajud) sesudah mereka mengetahui shalat qiyam bukan shalat fardhu, barulah dilakukan secara berjamaan secara tetap. hukumnya adalah sunnah mukkadah.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim bahwa Nabi keluar dari rumahnya untuk ke masjid di tengah malam pada tiga malam yang terpisah dari bulan Ramadhanm yaitu malam 23, 25, 27. Nabi melakukan shalat di masjid dan diikuti para sahabat. Beliau shalat delapan rakaat bersama mereka.
      Al-Jama’ah meriwayatkan dari Abu Hurairah, dikatakan : “Sesungguhnya Rasulullah saw. selalu menggemarkan para sahabat untuk mengerjakan qiyam Ramadhan, tanpa mewajibkan kepada mereka.”
4.      Mengerjakan Umrah
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya mengerjakan umrah di bulan Ramadhan, mengimbangi suatu haji atau suatu haji bersamaku.”
5.      Mengeluarkan shadaqah fithri (zakat fitrah)
6.      Mengerjakan shalat Idul Fitri
3.      Ibadah Rasulullah di Sepuluh Akhir Bulan Ramadhan
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah. Beliau mengatakan: “Rasulullah saw. apabila telah masuk puluhan akhir dari bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan celananya.”
Rasulullah saw. mengkhususkan sepuluh akhir (tanggal 21-30 atau dari 20-29) dari bulan Ramadhan, dengan beberapa ibadah yang tidak beliau kerjakan di dua sepuluh pertama diantara ibadah-ibadah yang beliau Istimewakan. ialah:
1.      Menghidupkan malamnya
Sebagian ulama tabi’in menukil dengan shalat Isya’ bahwa menghidupkan malam itu diperoleh dengan shalat Isya’ dengan berjamaah dan berniat shalat subuh dengan berjamaah, Imam Malik dalam al-Musayyab berkata: “Barangsiapa menghadiri shalat isya’ dengan berjamaah di malam al-qadar, maka ia sungguh telah mengambil bagiannya dari malam itu.”
2.      Membangunkan keluarganya (istrinya) untuk shalat malam-malam yang sepuluh itu
Sufyan ats-Tsauri berkata: “Paling kususkai apabila seorang, telah masuk puluhan terakhir dari bulan Ramadhan, supaya shalat Tahajud dan meningkatkan ibadahnya, membangunkan istri dan anak untuk shalat, jika mereka sanggup melakukannya”
3.      Mengencangkan celana
Dalam hadits Aisyah dan Anas diterangkan bahwa Nabi tidak tidur bersama istrinya pada puluhan akhir itu hingga berakhir bulan Ramadhan
4.      Melambatkan berbuka, hingga bersahur
Menurut pendapat Ibnu Jarir bahwa nabi ber-wishal sampai sahur saja, dan hal itu boleh dilakukan oleh orang yang sanggup mengerjakannya dan tidak disukai bagi orang yang tidak sanggup.
5.      Mandi di antara Maghrib dan Isya’
6.      Mencari lailatul qadar
7.      Mengerjakan i’tikaf di dalam masjid
Itikaf menurut bahasa ialah menahan diri terhadap sesuatu, atau berketetapan atas sesuatu, baik perbuatan yang baik, ataupun perbuatan yang jahat. Dan yang dimaksud dengan i’tikaf pada istilah syara’ ialah “tetap berada dalam masjid, ber-khalawat didalamnya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari maksiat.”
Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk meneladani prilaku beliau di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya. Akhirul Kallam, Wassalamuallaikum Wr. Wb

*Rangkuman dari buku untuk kultum saudara.

0 komentar: