PENOLAKAN DAN KEKERASAN MENANDAKAN ANDA TIDAK YAKIN

Oleh. Arif Rahman Pradana

Di Indonesa ataupun di banyak belahan dunia sering kali terjadi gejolak yang disebabkan oleh ajaran agama. Yang terbaru adalah aksi pembakaran rumah warga muslim di negara bagian Rakhine, Myanmar, Selasa 1 Oktober 2013 waktu setempat. Seorang wanita muslim berumur 94 tahun dikabarkan meninggal dunia akibat luka tusukan dalam kejadian ini. Pertikaian ini terjadi setelah sekelompok 'perusuh' Buddha menyatroni desa tersebut.

Aksi intolerasi dalam ajaran agama ini terjadi juga di negara kita, yaitu pada kasus GKI Yasmin. Pada kasus ini, umat Kristiani hendak membangun gereja di sekitar perumahan Yasmin, namun warga setempat menolak pembangunan tersebut.

Fenomena penolakan-penolakan yang disebabkan oleh ajaran agama ini sebenarnya terjadi karena pelaku tidak memahami atau tidak percaya terhadap ajaran agama yang dia anut. Ia tidak percaya ajaran agamanya memberikan ketenangan, keadilan dan kebaikan kedalam jiwa penganutnya. Ini mengakibatkan ia menolak setiap ajaran baru yang datang karena takut ajaran baru tersebut diterima oleh masyarakat pada umumnya.

Sebenarnya yang terjadi tidaklah harus demikian, bila kita meyakini ajaran yang kita anut. Kita akan memiliki toleransi yang besar terhadap ajaran agama lain. Bila suatu umat ingin beribadah kita persilahkan, membangun tempat peribadatan kita persilahkan dan tidak ada tindakan kekerasan. Bila terjadi tidakan kekerasan berarti kita tidak meyakini ajaran agama yang kita anut mampu mempengaruhi umat lain untuk mengikuti keyakinan kita. Biarlah orang menilai dengan sendirinya mana ajaran yang benar menurut hati nurani masing-masing. tidak usah memaksa kehendak dengan melarang umat lain beribadah.

Kebenaran dan kebaikan suatua ajaran agama terlihat dari penganutnya. Ketika penganunya menghargai perbedaan, adil, dan berbudi luhur itu menandakan agama yang dianutnya mengajarkan hal demikian.

0 komentar: